“Bagaimana cara membedakan apakah hubungan kedekatan kita dengan seorang ikhwan merupakan hubungan sebatas sahabat, ataukah sudah berubah menjadi ’sesuatu’ bagi kita?” Pertanyaan ini terungkap dalam sesi diskusi pada bedah buku dan seminar Ya Allah Aku Jatuh cinta di ruang seminar Magister Manajeman Fakultas Ekonomi UNS.
Saya yang berkeharusan menjawab, terpaksa harus menjawab dengan keterbatasan ilmu yang ada pada saya. Menurut saya, batasannya adalah pada hati kecil kita. Apakah pendapat hati kecil kita terhadap fenonema itu. Kalau hati kecil kita menyatakan bahwa kedekatan itu lebih mengarah pada hubungan pseudo asmara, asmara yang terselubung, maka jujurlah dan segeralah bertindak. Namun manakala hubungan itu masih wajar dan tidak mengarah ke aspek-aspek negatif, maka biarlah itu sebagai sebuah cara untuk mempermudah kerja dakwah yang ada di kampus.
Fenomena kedekatan ikhwan dengan akhwat karena intensitas hubungan baik via telepon, tatap muka langsung, maupun sms sudah menggejala secara luas. Pelakunya tidak mau kalau hubungan kedekatan itu disebut sebagai pacaran. “Kami tahu pacaran dalam islam tidak dikenal, tapi kami tidak bisa menamai hubungan ini sebagai sebentuk hubungan pacaran. Saya nyaman dan dia juga nyaman, tapi kami tidak melakukan hubungan pacaran.” Demikian pengakuan beberapa teman tentang fenomena ini.
Fenomena inilah yang kemudian disebut sebagai fenomena HTS atau Hubungan Tanpa Status. Mereka secara fakta berdekatan satu sama lain, tetapi mereka menolak bila kedekatan itu diartikan hubungan percintaan.
Bagi saya HTS merupakan fenomena yang harus diwaspadai oleh kalangan aktivis dakwah kampus. Mereka diharapkan bisa membersihkan dirinya dari hal-hal semacam ini. Bertindaklah wajar, dan tetaplah fokus pada dakwah, bukan pada aktivis dakwahnya. Kalaulah akhirnya tumbuh cinta karena intensitas hubungan, Islam memberi solusi dengan MENIKAH. Nikahilah orang yang dianggap mencuri hati Anda, dan jangan mempermainkan hatinya dengan pola hubungan HTS semacam ini. Semaikan ukhuwah Islamiyah yang membuat kita jaya, bukan Ukhuwah tapi Mesra yang membuat kita terlena!
Terima kasih kepada temen-temen yang telah membaca dan mengamalkan isi daripada blogger sederhana ini. Semoga Allah menjaga hati kita dari segala marabahaya dunia yang melenakan jiwa.
Saya yang berkeharusan menjawab, terpaksa harus menjawab dengan keterbatasan ilmu yang ada pada saya. Menurut saya, batasannya adalah pada hati kecil kita. Apakah pendapat hati kecil kita terhadap fenonema itu. Kalau hati kecil kita menyatakan bahwa kedekatan itu lebih mengarah pada hubungan pseudo asmara, asmara yang terselubung, maka jujurlah dan segeralah bertindak. Namun manakala hubungan itu masih wajar dan tidak mengarah ke aspek-aspek negatif, maka biarlah itu sebagai sebuah cara untuk mempermudah kerja dakwah yang ada di kampus.
Fenomena kedekatan ikhwan dengan akhwat karena intensitas hubungan baik via telepon, tatap muka langsung, maupun sms sudah menggejala secara luas. Pelakunya tidak mau kalau hubungan kedekatan itu disebut sebagai pacaran. “Kami tahu pacaran dalam islam tidak dikenal, tapi kami tidak bisa menamai hubungan ini sebagai sebentuk hubungan pacaran. Saya nyaman dan dia juga nyaman, tapi kami tidak melakukan hubungan pacaran.” Demikian pengakuan beberapa teman tentang fenomena ini.
Fenomena inilah yang kemudian disebut sebagai fenomena HTS atau Hubungan Tanpa Status. Mereka secara fakta berdekatan satu sama lain, tetapi mereka menolak bila kedekatan itu diartikan hubungan percintaan.
Bagi saya HTS merupakan fenomena yang harus diwaspadai oleh kalangan aktivis dakwah kampus. Mereka diharapkan bisa membersihkan dirinya dari hal-hal semacam ini. Bertindaklah wajar, dan tetaplah fokus pada dakwah, bukan pada aktivis dakwahnya. Kalaulah akhirnya tumbuh cinta karena intensitas hubungan, Islam memberi solusi dengan MENIKAH. Nikahilah orang yang dianggap mencuri hati Anda, dan jangan mempermainkan hatinya dengan pola hubungan HTS semacam ini. Semaikan ukhuwah Islamiyah yang membuat kita jaya, bukan Ukhuwah tapi Mesra yang membuat kita terlena!
Terima kasih kepada temen-temen yang telah membaca dan mengamalkan isi daripada blogger sederhana ini. Semoga Allah menjaga hati kita dari segala marabahaya dunia yang melenakan jiwa.